Buta Disiram Cairan Asam, Gadis Model Bisa Melihat Berkat Stem Cell


img 

Jakarta, Saat sedang berjalan-jalan di sore hari pada 31 Maret 2008, Katie Piper disiram matanya dengan cairan oleh orang asing yang berpapasan dengannya. Cairan yang dikira kopi itu ternyata berisi cairan asam yang membuat mata kirinya buta selama 3,5 tahun.

Tapi kini ia bisa melihat kembali setelah melakukan operasi mata menggunakan stem cell yang tergolong masih sangat baru.

Katie (28 tahun) yang berprofesi sebagai gadis model telah menghabiskan waktu selama 3,5 tahun dengan kebutaan itu tidak pernah berpikir bisa melihat lagi setelah dokter mendiagnosisnya dengan kebutaan.

"Saya sudah melakukan banyak operasi setelah penyerangan, tepatnya 110 kali operasi. Saya tidak berpikir ini bisa diperbaiki. Cairan asam itu telah membakar wajah dan mata kiri saya," ujar Katie, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (21/2/2012).

Menurut Katie, saat peristiwa terjadi orang asing yang menyerang itu datang tepat ke arahnya dan melakukan kontak mata atau sangat terfokus pada matanya.

Orang asing tersebut diketahui memegang cangkir kopi, ia berpikir orang ini ingin uang darinya maka ia mengeluarkan dompet untuk mengambil sejumlah uang. Tapi saat itu ia justru menyiram sesuatu ke wajahnya.

"Awalnya saya pikir ia menyiram kopi karena ia membawa cangkir kopi, tapi saya justru merasa sangat sakit dan melihat seperti bola api berwarna orange besar dan itu menyakitkan. Setelah dibawa ke rumah sakit ternyata saya disiram oleh asam sulfat," ujar Katie.

Setelah selama 3,5 tahun tak bisa melihat normal, Katie menawarkan diri untuk ikut terlibat dalam perintisan operasi mata menggunakan stem cell (sel induk). Ternyata hal yang dilakukannya ini tepat, karena kini ia bisa melihat kembali.

Awal keikutsertaanya menggunakan stem cell, ketika sedang bersama kedua orangtuanya menonton dokter bedah Sheraz Daya di televisi yang berhasil melakukan operasi di kedua mata seorang pria. Saat itu Katie berpikir mungkin dokter ini bisa membantunya.

Ia pun melacak keberadaan Dr Daya hingga akhirnya bisa berkonsultasi dan dikatakan ia cocok untuk melakukan operasi tersebut. Operasi ini dilakukan pada bulan November 2011 dengan menggunakan sel induk dari donor kornea seorang laki-laki yang dirahasiakan identitasnya.

Sebelum operasi Katie tidak membayangkan bisa mendapatkan hasil yang begitu cepat, setelah operasi matanya dibalut dan ia harus diperban selama seminggu. Selain itu ia juga harus konsumsi antibiotik, obat tetes steroid dan meneteskan obat dari darahnya sendiri yang harus disimpan dalam freezer.

Kondisi ini akan membantu sel-sel baru untuk tumbuh dan ia pun harus tetap menjaga kesehatan seperti mengonsumsi makanan sehat agar bisa memberikan nutrisi terbaik untuk sel-sel baru tersebut.

Ketika perban boleh dibuka ia belum bisa tiba-tiba langsung melihat. Tapi secara bertahap, hari demi hari penglihatannya semakin meningkat. Saat ini ia bisa melihat gerakan dan fitur wajah serta bisa menilai kedalaman suatu tempat.

"Operasi ini membuat perbedaan besar untuk hidup saya dan kini saya menjadi lebih mandiri dibanding sebelumnya. Saat ini saya bisa bekerja lagi dan tinggal sendiri, meski belum bisa menulis tapi saya harap perbaikan ini bisa terus berlanjut," ujar Katie.

Serangan yang terjadi pada Katie menyebabkan kondisi aniridia, yang mana tidak ada iris di matanya. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit, penglihatan yang buruk atau kebutaan dan pembuluh darah bisa tumbuh ke dalam mata sehingga memicu mata merah.

Dr Sharez Daya yang melakukan operasi ini menuturkan ia harus menghapus semua sel abnormal di mata Katie termasuk jaringan parut dan pembuluh darah yang tumbuh. Kemudian sel-sel induk ditransfer dan menutupi sel-sel baru ini dengan membran jaringan yang diambil dari lapisan rahim.
sumber