Kelebihan dan Kekurangan Melahirkan Dalam Air

Proses melahirkan dalam air

Proses dan prosedur persalinan/melahirkan dalam air / water birth sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan proses kelahiran normal di tempat tidur. Perbedaan hanya pada tempat kelahiran, yaitu di dalam kolam yang berisi air hangat. Biasanya Mama akan dimasukkan ke dalam kolam khusus tersebut sejak pembukaan ke-enam pada proses kelahiran. Sebelum memutuskan untuk menjalani proses kelahiran dengan metode water birth, ada beberapa keuntungan dan kekurangan proses kelahiran water birth yang perlu Mama simak.

Keuntungan metode water birth:

1. Efek relaksasi air hangat membantu Mama menjalani proses kelahiran. Biasanya kontraksi Mama bisa terganggu bila Mama merasa tegang atau stress, sehingga proses pembukaan selama kelahiran bisa terhenti. Proses kelahiran dalam air ini membantu mencegah hal tersebut. Rasa rileks juga membantu Mama bernafas dengan lebih tenang dan mencegah Mama bernafas pendek-pendek yang bisa membuat rasa sakit kontraksi menjadi tambah parah.

2. Setelah berada di dalam air, Mama seolah berada dalam dunia Mama sendiri dan Mama bisa menjalankan proses kelahiran tanpa terganggu. Efek ini akan semakin meningkat bila lampu ruangan diredupkan dan ruangan terasa tenang, sehingga Mama akan merasa lebih memegang kendali dan mampu mengontrol tubuh Mama selama proses kelahiran

3. Berada dalam air membuat Mama seolah mengambang dan lebih ringan, sehingga Mama lebih mudah bergerak dan mencari posisi yang nyaman untuk Mama. Tips yang sederhana: jaga agar lutut Mama berada lebih rendah dari pinggul mama

4. Saat kehamilan, mandi dan berendam air hangat membantu Mama mengurangi rasa sakit di punggung atau perut. Hal ini juga berlaku saat proses kelahiran. Air hangat juga mampu menghambat impuls-impuls saraf yang mengantarkan rasa sakit serta membuat kulit vagina menjadi elastis sehingga proses kelahiran lebih mudah dan cepat. Tapi bila Mama merasa memerlukan penghilang rasa sakit seperti epidural, Mama harus keluar dari kolam bersalin.

5. Melahirkan sambil berdiri tegak memberi Mama keuntungan dengan adanya gravitasi. Proses kelahiran dalam air membantu Mama tetap tegak saat proses kelahiran, sehingga Mama bisa lebih mudah mendorong sang bayi keluar.

6. Mama yang sudah pernah melakukan proses kelahiran dengan metode water birth percaya bahwa transisi sang bayi dari dalam perut ke dunia luar lebih tidak traumatis bagi bayi yang terlahir dalam air, karena air hangat dalam kolam bersalin terasa seperti air dalam rahim Mama. Bayi yang terlahir dalam air biasanya lebih tenang.

Kekurangan metode water birth:

1. Kelahiran dengan metode water birth memiliki resiko infeksi. Kadang saat proses pendorongan bayi dalam proses kelahiran, Mama tidak bisa mengontrol gerakan mengejan Mama, sehingga ada kotoran yang ikut Mama keluarkan. Proses ini sangat normal, dan bidan/suster akan segera membersihkannya. Tapi hal ini memang memiliki resiko infeksi, walaupun melahirkan secara normal pun tidak sepenuhnya steril juga. Bahkan penelitian belum menemukan perbedaan dalam tingkat infeksi antara wanita yang melahirkan dalam air dengan wanita yang melahirkan dengan metode biasa.

2. Mama mungkin sedikit khawatir bayi Mama akan menghirup air bila Mama menjalani proses kelahiran dengan metode water birth. Tapi sebenarnya bayi yang sehat memiliki cara untuk melindungi diri mereka yang disebut dive reflex, di mana mereka secara otomatis menutup jalur udara mereka, sehingga mencegah mereka menghirup air. Para ahli percaya bahwa bayi memiliki resiko menghirup air selama proses kelahiran water birth bila:
-    Bayi terkejut selama proses kelahiran, sehingga mereka berusaha menghirup udara
-    Kepala bayi  diangkat ke permukaan sebelum badan mereka terlahir
-    Suplai oksigen bayi melalui plasenta terganggu

3.    Bila proses kelahiran mengalami komplikasi, Mama mungkin harus keluar dari kolam bersalin. Hal ini terjadi bila:
−    Ada masalah dengan detak jantung bayi
−    Proses pembukaan berjalan terlalu lambat
−    Mama mengalami pendarahan
−    Tekanan darah Mama meningkat
−    Meconium/kotoran pertama sang bayi terdeteksi di air ketuban Mama
−    Air kolam bersalin menjadi terlalu kotor
−    Mama merasa lemah atau pusing

4.    Metode kelahiran dengan water birth berarti dokter/bidan harus segera mengangkat bayi ke permukaan untuk memungkinkan mereka bernafas secepat mungkin. Karena gerakan ini, ada beberapa kasus dimana tali pusat bayi tak sengaja terputus. Walaupun hal ini tidak membahayakan nyawa bayi dan Mama bila ditangani oleh dokter/bidan yang terlatih, tapi sekarang dokter/bidan disarankan untuk berhati-hati mengangkat sang bayi dari air.

5       Sebuah penelitian mengungkap kekhawatiran bahwa medium air akan membuat tali pusat menjadi kusut atau terkompresi, sehingga bayi kemungkinan akanterengah-engah dan menghisap air ke dalam paru-paru mereka.

Studi tahun 2002 yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Pediatrics juga menyimpulkan bahwa persalinan dalam air meningkatkan risiko bayi tenggelam.

Situs Live Science menambahkan bahwa kelahiran dalam air tidak direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists sebagai pilihan proses melahirkan yang layak. Persalinan dalam air dikhawatirkan memicu risiko pneumonia atau infeksi pada otak, dan serangan kekuarangan oksigen.


 ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu:

1.    Proses kelahiran melalui jalan lahir normal
2.    Tidak ada infeksi
3.    Posisi bayi dalam rahim normal (tidak sungsang)
4.    Mama tidak memiliki penyakit menular
5.    Ketuban belum pecah sebelum masuk ke dalam kolam air

Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah biaya kelahiran dengan metode water birth relatif lebih tinggi dari melahirkan dengan cara ‘tradisional’. Semoga proses kelahiran si kecil berjalan dengan lancar ya Mama…

Sumber artikel : http://kehamilan-kewanitaan.blogspot.com/2013/05/proses-melahirkan-di-air-water-birth.html