Alasan utama kenapa kunang-kunang dapat mengeluarkan cahaya  adalah karena kunang-kunang menggunakan cahaya yang dikeluarkan dari  tubuhnya untuk dapat menarik perhatian lawan jenisnya ketika tiba  saatnya musim kawin. Kunang-kunang, seperti kebanyakan hewan yang  berkembang biak secara seksual, harus mencari cara untuk menarik  pasangannya. Dalam kasus kunang-kunang, cara yang dipakai adalah dengan  kilatan cahaya.
Baik  kunang-kunang jantan maupun betina sama-sama dapat mengeluarkan cahaya.  Ketika tiba musim kawin, jantan akan mulai berpatroli pada area  tertentu untuk menarik perhatian betina yang ada disitu. Jantan akan  memulai pertunjukan tarian cahayanya dengan harapan terlihat oleh betina  dan betina akan tertarik padanya. Para betina biasanya akan menunggu,  dan sekali kunang-kunang jantan dapat menarik perhatian betina, sang  betina akan membalas sang jantan dengan memberi sinyal cahaya juga yang  menandakan bahwa ia telah siap untuk kawin.
Cahaya  yang dikeluarkan oleh kunang-kunang sendiri berasal dari perut bagian  bawah mereka. Cahaya dihasilkan oleh lapisan kecil sel yang disebut  photocytes yang terdiri dari beberapa lapis sel reflektif yang dapat  mengeluarkan cahaya berwarna kuning kehijauan. Secara khusus, di dalam  sel reflektif penghasil cahaya ini terdapat sebuah organel yang disebut  peroxizome. Bahan kimia yang terletak di dalam organel inilah yang dapat  menghasilkan cahaya.
Magnesium  dan ATP dalam peroxizome akan bereaksi dengan enzim yang dikenal  sebagai luciferase dan protein luciferin. Kombinasi ini akan menciptakan  molekul yang sangat tidak stabil dan melepaskan energinya dalam bentuk  foton cahaya. Dan selanjutnya ketika oksigen masuk ke dalam campuran  ini, molekul akan kembali menjadi stabil sehingga cahaya pun menjadi  padam.

