Filled Under:

Bolehkah Mengunyahkan Makanan Untuk Bayi?

Bolehkah Mengunyahkan Makanan Untuk Bayi?Melihat seorang ibu yang mengunyahkan makanan untuk bayinya bukanlah pemandangan yang langka di negara kita. Ketika kebanyakan orang mungkin merasa jijik atau khawatir akan kemungkinan penyakit yang dapat ditularkan oleh ibu kepada bayinya, BerbagaiHal justru menemukan bahwa sebenarnya mengunyahkan makanan untuk sang bayi merupakan metode makan yang dapat membuat bayi menjadi lebih sehat. Karena, mengunyahkan makanan untuk bayi akan membuat bayi terpapar oleh air liur ibu mereka, dimana hal ini akan memberi mereka dorongan sistem kekebalan tubuh yang tidak bisa mereka dapatkan dari makanan bayi steril yang dibeli di toko.
Bolehkah Mengunyahkan Makanan Untuk Bayi?
Bayi mulai membutuhkan makanan non-susu dalam menu makanan mereka pada saat berusia enam bulan. Namun, gigi geraham yang mereka butuhkan untuk mengunyah makanan belum tumbuh sampai mereka berusia 18 sampai 24 bulan. Menurut penelitian yang dipimpin oleh Gretel Pelto, seorang antropolog dari Universitas Cornell, mengunyahkan makanan untuk bayi adalah solusi paling baik untuk memberi makan bayi selama periode ini. Bahkan metode ini sudah digunakan dalam banyak kebudayaan sampai hari ini, termasuk di banyak daerah di negara kita.

Alih2 menjadi tidak higienis, Pelto dan ilmuwan lainnya setuju bahwa metode pemberian makan seperti ini akan membangun proses sistem kekebalan tubuh bayi yang diawali dengan menyusui. Dengan memaparkan bayi pada jejak patogen penyakit yang ada dalam air liur ibu, hal ini akan memacu produksi antibodi dan mengajarkan sistem kekebalan tubuh bayi bagaimana cara untuk menghadapi patogen yang sama di kemudian hari.

Selain itu, mengunyahkan makanan untuk bayi juga dapat mencegah timbulnya penyakit autoimun, seperti asma. Kondisi ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel tubuh sendiri, karena menganggap sel tubuh sebagai benda asing, dimana penyakit tersebut ternyata berkaitan erat dengan masa kanak-kanak seseorang yang jarang terpapar patogen penyakit. Bukti epidemiologis pun menunjukkan bahwa terdapat peningkatan resiko terkena penyakit asma dan berbagai kondisi alergi lainnya pada anak dan orang dewasa yang lingkungan pada awal kehidupannya sangat sedikit terkena paparan patogen penyakit.

Argumen yang paling umum yang menentang mengunyahkan makanan untuk bayi adalah bahwa bayi dapat tertular penyakit menular melalui air liur ibunya, misalnya HIV. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Samuel Baron, seorang imunolog dari University of Texas Medical Branch, menunjukkan bahwa penularan penyakit dari mengunyahkan makanan untuk bayi ternyata jauh lebih sedikit daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya antibodi alami dalam air liur yang secara signifikan mengurangi penularan penyakit patogen yang terdapat pada air liur. Dan ditunjukkan pula bahwa risiko penularan HIV melalui air liur sebenarnya sangat rendah, lebih rendah dari risiko penularan melalui ASI.