Cara Aman Membersihkan Telinga Bayi dan Anak
Cukup bersihkan bagian luarnya saja. Gunakan cotton bud khusus dengan ekstra hati-hati.
Banyak orang bilang, telinga bayi dan anak tak usah dibersihkan. Toh, nanti akan bersih sendiri, karena kotoran telinga bisa keluar dengan sendirinya. Hal ini memang benar, seperti dituturkan dr. Soekirman Soekin, Sp. THT.KL, M.Kes., "Kotoran telinga akan keluar sendiri apabila kita mengunyah." Sebab, terangnya, dengan mengunyah, secara tak sengaja kita menggerakkan rahang. "Nah, rahang ini mendorong bagian depan sehingga membuat kotoran telinga mengalir keluar. Jadi secara otomatis membersihkan telinga."
Gerakan mengedot pada bayi, lanjut Soekirman, juga bisa membersihkan telinga. Begitupun bila si bayi menangis. Sebab, "rahangnya yang bergerak, secara tak langsung bisa mengeluarkan kotoran di telinganya," jelas konsultan THT pada RS Pertamina ini.
BISA INFEKSI
Namun demikian, tak jarang kita "terpancing" untuk membersihkan telinga si kecil. Entah karena enggak tega melihat si kecil sebentar-sebentar mengorek-korek telinganya dengan jari tangannya atau karena risih melihat kotoran yang sudah "bertumpuk". Sebenarnya, boleh nggak, sih, telinga dibersihkan? "Boleh saja," ujar Soekirman, "Asalkan dilakukan dengan ekstra hati-hati. Kalau orang tua terlalu ngotot membersihkan telinga anaknya, bisa berbahaya," lanjutnya.
Sebab, bila alat untuk membersihkan telinga terlalu masuk ke dalam liang telinga, maka bukannya kotoran tersebut keluar seperti yang diharapkan, tapi malah terdorong masuk lebih dalam. "Nah, bila hal ini sering terjadi, sedikit demi sedikit kotoran-kotoran tersebut akan menyumbat telinga sehingga membuat pendengaran jadi terganggu."
Yang lebih parah, lanjut Soekirman, bisa terjadi infeksi. Sebab, liang telinga memiliki kelembaban tersendiri yang berbeda dengan kulit di bagian lain. "Liang telinga sangat sensitif. Kalau tergores sedikit atau terluka, maka akan mudah timbul infeksi."
Bila itu terjadi, nantinya akan tumbuh semacam bisul. Gejalanya pada bayi dan anak antara lain panas, gelisah, atau menangis terus. Oleh karena itu, anjur Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Tarakan ini, kalau orang tua berniat membersihkan telinga si kecil, "janganlah sampai ke telinga bagian dalam atau bagian liang telinganya." Cukup di cuping dan sekitar mulut liang.
BASAH DAN KERING
Uniknya, kotoran telinga ternyata ada gunanya juga, lo. Yaitu, untuk proteksi terhadap benda-benda yang secara tak sengaja masuk ke dalam telinga seperti binatang kecil atau semut dan sebagainya. "Kalau ada kotoran telinga, binatang seperti semut bisa tersangkut di situ, sehingga tidak masuk lebih dalam," jelas Soekirman. Kotoran telinga yang normal adalah berlemak seperti minyak oli dan berwarna kuning. "Namun jenis kotoran telinga tak semua basah sifatnya," ujar Soekirman.
Pada beberapa orang ditemukan kotoran telinga yang kering dan berwarna putih. "Biasanya yang memiliki kotoran kering, telinganya akan sering mengalami gatal," lanjut ahli Neurotologi dan Otologi ini. Namun tak ada penyebab mengapa seseorang memiliki kotoran telinga basah atau kering. "Itu hanya tergantung dari pembawaan individu masing-masing," ujar Soekirman. Yang jelas, kotoran telinga normal adalah yang basah.
Karena pada beberapa orang, terangnya, kotoran telinga yang kering bisa disebabkan oleh infeksi, alergi atau eksim. Kotoran telinga yang disebut serumen ini dihasilkan di sepertiga liang telinga bagian luar. Liang telinga bagian ini juga ditumbuhi rambut-rambut halus untuk menghambat kotoran yang masuk. Sedangkan dua pertiga liang telinga berupa kulit biasa yang sangat tipis dan nyeri kalau tersenggol. "Jadi bila kita membersihkan telinga dan tak sengaja menyentuhnya akan terasa nyeri karena langsung berkontak dengan tulang rawan," tutur Soekirman.
CARA MEMBERSIHKAN
Baik kotoran telinga basah maupun kering, menurut Soekirman, cara membersihkannya tak berbeda. "Misalnya, ketika bayi mandi masukkan saja handuk lembut khusus bayi ke telinga bagian luarnya. Itu sudah cukup membersihkan telinganya," katanya. Bisa juga dengan menggunakan cotton buds, yang memang sudah dirancang untuk bisa membersihkan lekuk-lekuk telinga. Biasanya kotoran telinga yang kering lebih sulit dibersihkan ketimbang yang basah.
Nah, untuk mempermudahnya, gunakan cotton buds yang sudah diberikan cairan bersifat minyak semisal baby oil atau minyak kelapa yang bersih. "Cairan tersebut berguna sebagai pelunak kotoran." Tapi jangan cairan tersebut diteteskan ke dalam telinga karena malah akan menyumbat liangnya. Tapi sekali lagi, hati-hati membersihkannya. Sebaiknya gunakan cotton buds yang sesuai dengan telinga si kecil. Karena bila terlalu besar, kotoran malah akan masuk ke dalam liang telinga. Alhasil kotoran telinga secara bertahap akan menumpuk sehingga menjadi keras.
Saking kerasnya kotoran ini bisa-bisa menyerupai kerasnya batu. Kalau sudah begitu penanganannya harus oleh dokter THT. Biasanya dokter akan mencoba mengeluarkan kotoran tersebut. Bila pasien merasa kesakitan karena kerasnya kotoran, maka akan diberi cairan pelunak karbogliserin atau obat pelunak kotoran lainnya. Dengan bantuan cairan tersebut, tak lama kemudian kotoran akan mudah dikeluarkan oleh dokter. Syukurlah, menurut Soekirman, bila orang tua memberi perawatan yang tepat kejadian seperti ini jarang menimpa anak-anak.
"Kerasnya atau tertutupnya kotoran telinga biasanya terjadi dalam waktu yang lama. Kecuali memang ada penyakit pada liang telinganya. Misalnya, eksim atau radang telinga luar yang pada liang telinga terjadi penumpukan pengelupasan kulit akibat penyakitnya tersebut." Soal kapan saja sebaiknya telinga dibersihkan, menurut Soekirman, tak ada aturan baku. "Setiap hari juga boleh, kok." Asal, ya, itu tadi, cukup di bagian luarnya saja.
Apabila anda masih bingung berikut saya sertakan point-point tips untuk membersihkan teling anak yang aman:
Sebagai orangtua Anda sebaiknya membersihkan telinga secara rutin. Kalau tidak, antaran bunyi bisa terganggu karena tumpukan kotoran telinga (serumen/ear wax). Bila kotoran sudah keras, akan makin susah dikeluarkan. Telinga bersih, pendengaran pun jernih. Bagaimana caranya, lihat tips berikut ini.
- Sebagai orangtua lihat secara rutin apakah ada kotoran di telinga anak.
- Perhatikan anak apabila ia sudah mulai mengorek-ngorek,menggaruk-garuk dan menari-narik telinganya. Lihat dengan seksama apakah ada kotoran di liang telinganya.
- Kotoran telinga memang keluar dengan sendirinya. Namun bukan berarti menggelinding keluar. Bila kita perhatikan dengan seksama, di bagian luar liang telinga anak akan tampak kotoran berwarna kekuningan. Itu artinya kotoran sudah keluar sendiri.
- Bila Anda membersihkan cotton bud (kapas bertangkai) gunakan hanya untuk membersihkan kotoran di liang telinga bagian terluar. Dengan catatan, kotorannya terjangkau dan masih lunak.
- Hati-hati saat menggunakan cotton bud, jangan terlalu dalam, jangan lebih dari 1 cm. Dikhawatirkan kotoran akan terdorong ke dalam. Kotoran itu dapat terakumulasi di dalam telinga dan mengganggu pendengaran.
- Kotoran yang keras itu sebenarnya dapat diambil sendiri (tanpa harus ke dokter) dengan melunakkan kotorannya terlebih dahulu dengan menggunakan cairan karbogliserin (dapat dibeli di apotik). Tapi kalau Anda ragu, lebih baik bawa anak ke dokter saja.
- Balita memang dianjurkan kontrol teratur ke dokter ahli THT setiap 6 bulan sekali.
- Selesai membersihkan, keringkan telinga anak dengan handuk atau kain lembut.
- Sebaiknya Anda menghindari anak dari paparan suara keras yang terus menerus agar tidak merusak gendang telinga.