Filled Under:

Tips Mudah Menghadapi Anak Yang Mudah Marah

Cara Menghadapi Anak Yang Mudah Marah dan MengamukKadang cukup memusingkan menghadapi sifat anak sedang marah. Jika anak sedang emosi atau marah biasanya dilampiaskan dengan cara membanting mainan, pintu, menendang meja, mengacaukan segala hal, berteriak-teriak penuh kemarahan, menangis keras, dan melempar sesuatu yang berada di sekitarnya. Atau mungkin Anda pernah mengalaminya, handphone,camera digital, atau barang kesayangan Anda menjadi korban dibanting oleh si kecil ketika marah.
Cara Menghadapi Anak Yang Mudah Marah dan Mengamuk

Rasa marah bisa timbul akibat banyak sebab, termasuk yang terjadi pada anak-anak. Terkadang orangtua ikut kesal dan merasa direpotkan jika anak terlalu sering bertindak marah/mengamuk.

Sebenarnya ada dua perasaan dasar yang menyebabkan anak-anak memiliki sifat pemarah. yaitu:
  1. Kemauan dan keinginannya untuk cepat menjadi besar. Biasanya anak-anak akan merasakan hal ini jika orangtua sudah melarang-larangnya dengan kata “tidak”. Karena ia belum bisa menguasai emosinya secara logis, maka ia memilih mengekspresikannya ke luar melalui kemarahan.
  1. Ketika seorang anak memiliki kengintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu, tapi seringkali kemampuannya tidak sekuat keinginannya. Hal ini biasanya membuat ia kesal dan menuntunnya ke arah frustasi yang diungkapkan dengan marah-marah.
Bagaimana cara mengatasi anak yang sedang marah / mengamuk?
Sifat anak yang pemarah bisa menjadi masalah bagi ibu dan anak. Karena itu orangtua perlu memaklumi sifat anaknya tersebut. Seperti dikutip dari The baby Book karangan William dan Martha Sears, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredamkan amarah. Berikut ini bebrapa cara untuk meredamnya.
  1. Mempelajari hal yang menyebabkan anak marah
Ketahui dengan pasti hal apa yang dapat memicu kemarahannya, apakah dia sedang merasa lapar, bosan,  suasana lingkungan yang tidak mendukung, menginginkan sesuatu/benda tetapi tidak terpenuhi,  atau sebab lainnya. Dengan mengetahui penyebabnya, maka orangtua dapat mencegah kemarahan anak.
  1. Memberikan contoh sikap tenang padanya
Anak mempelajari sesuatu dari apa yang dilihat dan dengarnya, karena itu penting untuk mencontohkan sikap tenang didepannya. Jika lingkungan disekitarnya suka marah-marah, maka anak akan menganggap bahwa perilaku ini merupakan hal yang wajar. Secara tidak langsung perilaku “pemarah” akan terbentuk pada pribadi anak tersebut. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi orangtua jangan suka memarahi anak pada, apalagi pada kesalahan-kesalahn kecil yang diperbuat oleh anak-anak.
  1. Ketahui siapa yang sedang marah
Bila orangtua adalah orang yang mudah emosi, maka akan sangat mudah bagi anak untuk memancing kemarahan dan berakhir dengan lomba saling teriak tanpa ada penyelesaian. Karena itu perlu diketahui siapa yang marah agar kondisi tetap terkendali. Jika anak anda sedang mengambeg, maka sebaiknya anda berkepala dingin, sabar dan menghadapi anak anda dengan lembut. Menasihati anak dengan nada keras tidak akan bermanfaat, malah akan menyakiti hatinya, apalagi pada saat anak/balita anda menangis, nasihat yang anda lontarkan tidak akan didengarnya. Sebaiknya menasihati menunggu waktu yang tepat, saat hati dan pikirannya tenang.
  1. Usahakan untuk tetap tenang meskipun berada di tempat umum
Sebaiknya orangtua tidak menunjukkan kemarahannya pada anak di depan banyak orang, karena anak akan semakin menunjukkan rasa marahnya. Jadi cobalah untuk menggendong dan membawanya ke tempat yang lebih sepi. Membuatnya tenang, ketika si anak tenang, makan akan mudah kata-kata nasihat anda diserap dan dimengerti olehnya.
  1. Memeluk dan merangkulnya erat
Sebagian besar anak yang kehilangan kontrol akan menjadi lebih tenang saat dipeluk. Pelukan ini tidak akan terlalu mengekangnya, namun tetap memberinya keamanan dan kenyamanan yang dibutuhkan saat sedang marah. Rasa nyaman yang timbul akan membuatnya lebih tenang dan melunak hatinya. Diharapkan Orangtua harus lebih memahami dan berperilaku lembut pada saat anak berperilaku keras. Dengan begitu, anak pun akan lebih mudah diatasi.
  1. Menahan diri adalah terapi yang baik
Tunggulah sampai ia tenang sebelum memulai konseling atau mengatasi permasalahannya, karena jika ia masih marah-marah kemungkinan Anda akan terpancing untuk ikut marah. Menasihati anak pada saat dia sedang dalam kondisi tenang, akan lebih diserap dan diterima oleh otaknya, sehingga anak akan menurut/mengerti apa yang disampaikan orangtuanya.  Seperti halnya, saat menyelesaikan suatu masalah, ketika menyelesaikannya dengan kepala dingin, tenang, dan menggunakan pikiran jernih, maka masalah akan dapat lebih mudah terlesaikan dengan solusi yang tepat.

Pertanyaan yang sering ditanyakan orang tua terkait anak yang pemarah dan perusak:

Pertanyaan 1:
Saya ibu RT dg 2 orang anak laki-laki, anak saya yg besar usia 10 th, yg kecil usia 6 th. Anak saya yg besar memiliki sifat susah diatur, pemarah & cenderung emosional juga terlalu menggampangkan sesuatu. Bila sudah marah, seisi rumah dibuat berantakan & merusak barang. Berbagai cara sudah saya & suami coba untuk merubah sifat buruk anak saya tsb, tapi tidak juga berhasil. Apakah yg harus saya lakukan untuk menghadapi sifat anak yg seperti ini….?

Jawaban:
kalau menurut saya, ketika anak usia 10tahun marah sampai tidak bisa dikontrol, pada saat ia mengamuk, langkah yg pertama singkirkan smua barang-barang yang sekiranya bahaya/ dapat pecah jika ia lampiaskan pada saat marah. Lalu, sedapat mungkin alihkan perhatiannya pada sesuatu yang membuatnya berhenti dari mengamuk dan diam.


Setelah beberapa waktu ia merasa tenang dan dapat berfikir jernih, berikan pengertian kepadanya bahwa yang telah ia perbuat itu bukan sikap yang baik, merusak & tidak disukai Tuhan. Misalnya: “nak, kalau marah mengamuk sampai merusak barang-barang rumah itu tidak baik, Ibu Bapak susah mencari uang, kok cuman buat dirusak. Mendingan kan uangnya buat beli baju kamu, mainan kamu, buku kamu. Tidak boleh diulang lagi ya..?”


Dengan jalan agama juga bisa, misalnya, ikutkan dia pada kursus agama,atau memanggil guru mengaji. Dengan sesorang yang ia takuti/hormati seperti tokoh agama/guru mengaji, anak akan di ajari akhlak yang baik, hormat kepada orang tua. Atau anda dapat bercerita kpd guru di sekolahnya. Agar saat mengajar di kelas, Guru sekolah dapat mengajarkan sikap2 yang terpuji/tingkah laku baik.
Jika cara ini blm juga berpengaruh, konsultasilah pada psikiater anak. Dia dapat menganalisis dan memberi solusi yang baik ttg kejiwaan anak.


Pertanyaan 2:
Saya orang tua memiliki masalah anak suka marah.penyebabnya kemarahan karena keinginannya yang kuat tidak bisa tercukupi.selanjutnya bila menghadapi pelajaran yang dianggap sulit juga marah marah. bila marah sangat menghawatirkan orang tua . gemana solusi atau cara mengatasinya?

Jawaban :

Yang perlu di ingat, menuruti semua kemauan anak bukanlah jalan yang baik. Jika orangtua menuruti semua kemauan anak akan mengakibatkan anak menjadi pribadi yang menuntut dan manja disaat besar nanti. Mereka belum mengerti / belum dapat berfikir seperti orang dewasa; mana yg baik/tidak, mana yang salah/benar.
Sebagai orangtua harus tegas, bijaksana dan tenang dalam menyikapi anak ketika marah, jangan menjadi ikut2an emosi di saat anak marah/mengamuk. JIka anak cenderung pemarah,, Memeberikan pengertian dan menanamkan sifat-sifat baik harus sering dilakukan ketika anak sedang tidak marah. Atau memberikan teladan dengan tidak sering memarahinya/anda tidak membuat keributan di rumah dengan pasangan anda. “Tidak galak, bukan berarti Tidak tegas.”
Dari segi agama juga harus seimbang. Menanamkan sifat mulia kepada anak. Anda berdoa & anak pun diajarkan demikian. Berusaha & berdoa memohon kepadaNya agar semua menjadi lebih baik sesuai harapan.
Untuk masalah pelajaran yang sulit, sebaiknya anda turut aktif membantu sebisa anda. memantau prestasi belajarnya, memahami kesulitannya, bila perlu memberikan kursus/les pelajaran tambahan utknya, serta berkonsultasi dengan guru di sekolahnya. Sehingga guru memahami kesulitan belajar si anak.
Pertanyaan 3:
sore….saya ibu bekerja…4 hari ini anak saya usia 6th, setiap bel sekolah berbunyi pasti langsung nangis sampai teriak2…bapaknya harus nungguin sampai dia pulang…sempat dia bilang kalo ada kakak kelasnya yang mengganggu…tapi ketika ditanya, dia tidak mau menyebutkan nama anak tersebut….bagaimana solusinya ya mbak….thanks a lot
Jawaban:
mungkin yang membuat anak menjadi menangis mendengar bel sekolah adalah karena trauma ada kakak kelas yang sering mengganggunya, entah itu perlakuan fisik atau ejekan. karena intensitas gangguan dan perlakuan buruk dari kakak kelas itulah yang membuatnya takut bersekolah.
hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama dengan bantuan dari pihak sekolah. ibu bisa berkonsultasi dengan guru si anak dan menceritakan masalah yang dihadapi. saya percaya pihak sekolah akan membantu mengawasi anak ibu ketika berada di sekolah.
bujuk si anak untuk bercerita apa yang membuatnya takut. dengan sering mengajak bercerita nanti lama-kelamaan akan membuat percaya diri si anak bangkit. si anak akan merasa ada orangtua dan guru di sisinya yang siap melindunginya.
semoga solusi di atas dapat diselesaikan dengan baik. sehingga tidak perlu mengambil keputusan pindah ke sekolah lain. terlalu menyita waktu dan tenaga.
Semoga informasi diatas membantu anda sekalian